BREAKING NEWS

Category 1

Category 2

Category 3

Category 4

Category 5

Jumat, 14 Maret 2014

SEJARAH KABUPATEN SINJAI

KABUPATEN SINJAI
SEJARAH KABUPATEN SINJAI

     KABUPATEN SINJAI dahulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, SEJARAH KABUPATEN SINJAI KABUPATEN SINJAI Riolo (dulu) terdiri dari beberapa kerajaan, seperti kerajaan TELLU LIMPOE yang tergabung dalam PITU LIMPOE. TELLU LIMPOE terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berlokasi di dekat pesisir pantai Kerajaan Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, sedangakan kerajaan PITU LIMPOE adalah kerajaan-kerajaan yang berlokasi di dataran tinggi yaitu di Kerajaan Turungeng, Manimpahoi, Terasa,Pao, Manipi, Suka dan Bala Suka.
Dalam buku lontara atau buku sejarah bugis sinjai susunan raja-raja yang berada di Sinjai pada masa lampau (TEMPORIOLO), bahwa yang pertamakali menjadi Raja dan Arung ialah Manurung Tanralili, yang dikenal dengan gelar TIMPAE TANA atau TO PASAJA. Keturunan dari Puatta Timpae Tana atau To PASAJA merupakan pendiri Kerajaan Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti. Adapula kerajaan yang pertama maju atau berkembang di daerah PITU LIMPOE adalah Kerajaan Turungeng, Raja yang memimpin pada masa itu adalah seorang wanita yang diperistrikan oleh anak laki laki atau Putra adri Raja Tallo.
Seorang wanita kawin dengan seorang putra Raja Bone, dari pernikahan itu muncullah tujuh orang anak, yaitu seorang anak wanita atau PUTRI dan enam anak laki-laki atau PUTRA. Putri raja BONE kemudian menggantikan ibunya memimpin di Turungeng, sementara Putra raja BONE yang lain ada di Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan Bala Suka.

     Apabila kita telusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang berada di Kabupaten Sinjai dimasa lalu(TEMPORIOLO), maka nampak jelas sekali bahwa meraka menjalin hubungan yang sangat erat dengan tali kekeluargaan yang dalam bahasa bugis dikatakan SIJAI yang artinya sama jahitannya. Hal ini sangat diperjelas dengan munculnya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja dari Kerajaan Lamatti untuk memperkuat persatuan antara kerajaan Bulo-bulo dengan Lamatti dengan ucapannya yaitu: PASIJAI SINGKURENNA LAMATTI BULO-BULO yang artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-bulo, setelah meninggal beliau diberi  gelar PUATTA MATINROE RISIJAINA.

      Keadaan kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai di masa lalu (TEMPORIOLO) semakin jelas dengan dibentunya benteng pada sekitar tahun 1557. Benteng tersebut dikenal dengan nama BENTENG BALANGNIPA karna didirikan di Balangnipa, yang sekarang sudah menjadi ibukota Kabupaten Sinjai.
Selain itu, Benteng Balangnipa yang dikenal dengan nama BENTENG TELLU LIMPOE, karena dibuat secara bersama-sama atau gotongroyong oleh 3(TELLU) kerajaan yaitu : Lamatti, Bulo-bulo dan Tondong, lalu dipengaruhi oleh Belanda.

      Pada Tahun 1564 adalah masa masa yang sangat bersejarah bagi masyarakat daerah Sinjai yang diwakili oleh kerajaan Bulo-bulo yang mendapat banyak kunjungan dari dua kerajaan besar yang sedang berperang dan berebut pengaruh dari kerajaan lain.hal ini disebabkan karena letak daerah Sinjai yang berada pada daerah perbatasan bagi kedua kerajaan yaitu Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa.
Mengingat bahwa kedua kerajaan yang sedang berperang yaitu mempunyai hubungan erat dengan kerajaan-kerajaan Sinjai, maka TELLLU LIMPOE dan PITU LIMPOE berusaha untuk tidak memihak atau terlibat dalam peperang kedua Kerajaan tersebut, bahkan dengan menpunyai kecerdikan dan kepintaran, raja-raja di Sinjai berusaha mempertemukan pemimpin dari kedua kerajaan tersebut agar bisa berdamai.

      Akhirnya pada sekitar bulan Februari 1564, RAJA BULO-BULO VI LA MAPPASOKO LAO MANOE TANRUNNA berhasil mempertemukan kedua Kerajaan yang sedang bermusahan atau berperang yaitu kerajaan Gowa yang diwakili oleh I MANGERAI DAENG MAMMETA dan LA TENRI RAWE BONGKANGNGE (dari Kerajaan Bone), disaksikan atau dilihat oleh raja-rajalain, sehingga muncullah perjanjian perdamaian kedua kerajaan yang dikenal dengan PERJANJIAN TOPEKKONG atau LAMUNG PATUE RITOPEKKONG.
Dikatakan LAMUNG PATUE RITOPEKKONG karena perdamaian ini dilakukan dengan upacara penanaman batu besar, bagian batu yang dikuburkan di dalam tanah disebut sebagai simbol dikuburkannya sikap-sikap keras yang merugikan semua pihak kerajaan, sedangkan bagian batu yang muncul sebagai simbol persatuan yang tidak mudah bergeser.

ADAPUN ISI PERJANJIAN TOPEKKONG DALAM BHASA BUGIS yaitu :
1. Madumme to sipalalo
    Mabelle to Siparoso
    Seddi Pabbanua pada rappunnai Lempa asefa mappanessa
2. Musunna Gowa musunna to Bone na Tellulimpoe
    Makkutopi assibalirenna
3. Sisappareng deceng teng sisappareng ja’
    Sirui menre teng sirui no’
    Malilu sipakainge mali siparappe

Yang artinya adalah :
1. Saling mengisinkan dalam mencari tempat bernaung
    Saling memberi kesempatan dalam mencari ikan
    Satu rakyat milik kita semua
    Kemanalah padinya dibawa itulah yang menentukan
    (Kerajaan mana yang dipilihnya)
2. Musuh Kerajaan Gowa juga musuh Kerajaan Bone dan Tellulimpoe
    Demikian pula sebaliknya
3. Saling memberikan kebaikan bukan kejahatan
    Saling bantu membantu tidak saling mencelakakan
    Yang lupa diri diingatkan, yang hanyut diselamatkan.
       Pada sekitar Tahun 1636 orang-orang Belanda mulai masuk ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang upaya Belanda untuk memisahkan hubungan persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Hal ini mendatangkan terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba menggoda Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan perang dengan kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi pada sekitar hari Jum'at tanggal 29 Pebruari 1639 bersamaan dengan tanggal 22 Ramadhan 1066 Hijriah, karena rakyat Sinjai tetapberpegang pada perjanjian Topekkong.

       Pada sekitar Tahun 1824 Jendral Hindia Belanda Van der Capellen datang dari Batavia membujuk I Cella Arung Bulo-bulo XXI untuk menerima perjanjian Bongaya dan mengizinkan Belanda mendirikan Loji atau Kantor dagang di Lappa tetapi ditolak dengan mentah mentah. Belanda menyerang Sinjai di pimpinan oleh Jendral Van Green dan Kolonel Biischaff, Dan Pasukan Sinjai di pimpinan oleh Andi Mandasini dan Baso Kalaka berhasil mengalahkan pasukan Belanda.

       Pada Tahun 1859 Belanda dengan bawaan pimpinan Jendral Van Swiaten kembali melakuan serangan besar-besaran ke Sinjai, dengan melalui jalur laut maupun daratan. Oleh karena itu kekuatan yang tidak sebanding dengan pasukan Sinjai maka akhirnya Sinjai berhasil direbut oleh Belanda. Pada Tanggal 15 November 1861 berdasarkan Keputusan dari Gubernur Sulawesi dan Daerah, wilayah Tellu Limpoe Sinjai dijadikan suatu wilayah pemerintahan yang disebut dengan GOSTER DISTRICTEN.

      Pada sekitar Tanggal 24 Pebruari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembagian administratif untuk daerah timur termasuk Residensi Celebes, dimana Sinjai bersama sama beberapa kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinjai terdiri dari beberapa Adat istiadat Gemenchap, yaitu cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng.

      Pada masa itu kedudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditata sesuai kebutuhan bala tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Dalam kancah perjuang kemerdekaan menegakkan Proklamasi 17 Agustus 1945, para rakyat Kabupaten Sinjai membentuk berbagai organisasi perlawanan seperti Sumber Darah Rakyat atau SUDARA, Kris Muda dan lain-lain. Pentai-pantai yang ada di Sinjai menjadi transit bagi para pejuang kemerdekaan yang akan ke Jawa dan sebaliknya.

Selasa, 11 Maret 2014

SEJARAH BENTENG BALANGNIPA KABUPATEN SINJAI



BENTENG BALANGNIPA KABUPATEN SINJAI

BENTENG BALANGNIPA KABUPATEN SINJAI

    Benteng Balangnipa di didirikan pada tahun 1557 dari persetujuan tiga kerajaan,diantaranya : Bulo-bulo,Tondong dan Lamatti,yang umumnya di kenal dengan nama kerajaan Tellu limppo'e.
Pada awal mula pembangunanya,Benteng Balangnipa hanya bermaterial atau terbentuk dari batu gunung yang di padukan dengan lumpur dari sungai tangka yang ketebalan dinding bangunan 'SIWALI REPPA' (Setengah depan). Model dan rangkaian bagunan Benteng Balangnipa tersebut adalah segi empat dan mempunyai empat buah bastion (Pertahanan).Ketika penjajah Belanda ingin menyerang dan menguasai Sinjai,Benteng Balangnipa di jadikan sebagai benteng pertahanan untuk mencegah serangan penjajah Belanda dari perairan Bone.
    Perkelahian Raja-raja dari TELLU LIMPPO'E tersebut dalam menentang agresi Belanda sangat dasyat sebagaimana diceritakan dalam Buku sejarah RUMPA'NA MANGARABOMBANG atau perang Mangarabombang melawan agresi Belanda pada tahun 1859-1961. Karena kekuatan dan peralatang perang kerajaan TELLU LIMPO'E tidak setara dengan peralaratan yang dimiliki oleh Belanda,Benteng Balangnipa akhirnya sukses di rebut oleh prajurit Belanda sekitar tahun 1859 melalui perang MANGARABOMBANG.
    Setelah Belanda menguasai wilayah persatuan kerajaan TELLU LIMPPO'E (Kab.Sinjai Sekarang), Benteng Balangnipa di gunakan untuk mengantisipasi,baik serangan dari orang-orang pribumi persekutuan Kerajaan TELLU LIMPPO'E maupun serangan dari kerajaan lainya.
Sekitar tahun 1864 Benteng Balangnipa diperbaharui atau didekorasi ulang oleh Belanda dengan
dekorasi atau sentuhan alah arsitektur eropa dan kelar pada sekitar tahun 1868 menghasilkan Bentuk Seperti Saat ini.
    Benteng Balangnipa sampai saat ini tetap terjaga sebagai salah satu objek peninggalan sejarah kepurbakalaan dan digunakan sebagai Museum dan Pembinaan Budaya dan Arena Seni Budaya Tradisional.

Sekolah Alam Lappara


sekolah alam lappara adalah sekolah yang berada di kec.sinjai tenganh,Desa Kompang,Dusun Bonto.sekolah alam lappara berada di gunung tepatnya di kaki gunung PATTONTONGAN.sekolah alam lappara masih sangat membutuhkan dana dari pemerintah seperti listrik,buku,pakaian sekolah,serta pelaratan alat tulis,dll.karna sekolah alam lappara jauh dari perkotaan dan berada di puncak maka guru sangat sedikit yang ingin mengajar di sekolah tersebut.





inilah proses belajar mengajar yang di dapatkan oleh siswa siswi sekolah alam LAPPARA yang berada dibawah kaki gunung PATTONTONGAN, walaupun sekolah alam LAPPARA kelihatannya beda daripada sekolah yang lain tetapi siswa siswi tetap semangat untuk belajar demi menuntut ilmu dan mencapai cita cita mereka, agar mereka juga bisa menjadi orang sukses dan bisa membahagiakan dan membanggakan orang tua mereka.
 
Copyright © 2014 Gudang Sejarah.